SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog saya.

Jumat, 12 Februari 2010

Buaya Seburung



Malam hari tanggal 11 Februari 2010 aku tidur dalam kegelisahan, memikirkan perjalananku esok hari. Aku mendengar kabar di tempat dinasku seekor buaya menyambar kaki seorang penduduk di dusun tersebut. Berguling kekanan dan kekiri berusaha untuk tidur tapi tidak bisa juga, lewat mana ya... aku besok??? Kalo lewat jalam plamboyan, berarti aku harus menyeberangi sungai itu dengan perahu kecil. Atau.... melewati jalan samping SMPN 1 Long Kali, pasti jembatannya belum diperbaiki setelah banjir minggu yang lalu. Pagi harinya nekat deh lewat jalan samping SMP, ternyata benar ada dua jembatan yang rusak dan sudah dekat tempat kerja ya... terus aja. Akhirnya selamat sampai di pemukiman penduduk.

Sesampainya di situ langsung menanyakan berita yang kudengar sore itu, kejadiannya masih siang sekitar jam 13, si korban yang bernama Kato mandi di sungai sambil berenang dan berendam dekat titian. Menurut sumber berita Kato tidak hanya sendiri berendam di sungai itu, masih ada Jumain dan Ayahnya juga. Mungkin karena cuaca beberapa hari ini panas jadinya enak berendam gitu. Katanya si Pawang yang bernama Pak Hassing setelah melakukan dialog dengan buaya tersebut, si buaya sebenarnya mengintai Jumain tetapi si Kato tidak sengaja menginjak kepala buaya (karena buaya muncul dari bawah permukaan air) dan buaya pun langsung menyambar kaki Kato.



Nih giginya buaya yang gigit kaki si Kato, masih ada darahnya.
Kato berusaha menyelamatkan diri, Jumain dan ayahnya juga berusaha menolong Kato sekuat tenaga dan dengan berbagai cara. Usaha mereka berhasil, kaki Kato berhasil di tarik keluar dari mulut buaya. Tapi.... kakinya remuk sampai pergelangan kakinya dan dengan ketinting dibawa ke Puskesmas Long Kali selanjutnya dibawa ke RSUD Tanah Grogot.


Sayang... gambar buayanya telentang, masih pagi berada di situ jadinya belum banyak penduduk yang datang dan buaya tidak bisa ditengkurapkan hanya dengan tiga orang laki-laki dewasa. Buaya ini panjangnya 5 meter dan lebar dadanya lebih kurang 1 meter warna punggungnya hitam.


Ini Pak Hassing, pawang buaya terkenal di dusun Seburung.
Pak Hassing dibantu dengan penduduk yang lain sore itu juga mencari buaya sampai malam hari. Dengan sepuluh buah perahu penduduk dan penerangan seadanya mereka mencari buaya, berusaha agar buaya keluar dari persembunyiannya. Buaya itu diumpan dengan anak anjing dan akhirnya keluar... Anak anjing pun menjadi korban, biarlah.. yang penting buayanya berhasil di tangkap sekitar jam 23.00 Wita. Kemudian Buaya di eksekusi dengan menggunakan suatu alat seperti obeng yang matanya menyerupai mata pancing yang dialiri listrik. Buaya pun disetrum dengan menggunakan 5 buah mesin genset milik panduduk.


Ditemani Pak Hassing untuk foto-foto dengan si buaya.Ih.........takuuuut... baru pertama kali liat buaya dengan jarak sedekat ini. Kata Pak Hassing, " Ayo... Ibu Rini duduk di perut buaya itu"
Pak Hassing ada-ada aja, masa disuruh duduk di buaya. Penasaran pengen coba, injak perutnya dulu... kok lembut batal deh....



Teman ku, Hawa namanya memberanikan diri berdiri di atas buaya...


Liat deh.......posenya, sudah mulai berani, ternyata ga apa-apa ya.
Masa sih aku takut, akhirnya............


Berani juga kan... dudukin buaya....
Buayanya sudah mati kok..??!!!!!